Thursday, April 10, 2014

Ngeblog lagi ah.....

Sudah sekian lama setelah setahunan ga nyentuh ini blog. Sebenernya gak lupa cuman males aja dan bingung mau nulis apaan. Bisa juga karena kesibukan saya belakangan ini. *alibi*


Baiklah, hari ini adalah hari kamis tanggal 10 april 2014, ga ada yang spesial sih. Tapi tanggal ini akan saya coba sebagai patokan saya menghidupkan kembali blog ini. Dan berdoa saja tidak ada kemalasan dihari-hari berikutnya yang membuat saya jadi malas lagi ngeblog hahaha....


Yang mau ditulis kali ini sebenernya gak ada, basa basi aja. Intermezzo, menyapa yang sudah niat baca blog saya meski isinya hanya 3 post yang menurut saya juga gak bagus bagus amat sih. Tapi saya tetap hargai itu karena dengan begini saya tau blog saya ada yang baca. Entah siapapun anda, terima kasih. KAMU LUAR BIASAA~ *sambil pose ala vokalis band yg lagi naik pohon*

Oke sambil nunggu materi apa yang mau saya post, lebih baik saya minum dulu teh tarik yang masih panas ini sambil cari insprasi.


Yah inspirasi....

KEEP THINKING!! URGHH~ *sambil "ngeden" di toilet*

Tuesday, July 30, 2013

Lebaran ajang pamer fashion kah?

Selamat pagi,

Menjelang hari raya idul fitri ini saya melihat banyak orang mondar-mandir di sekitaran kota bandung,
dan sepertinya saya tahu apa yang sedang mereka cari. Ya, mereka mencari "baju bedug" atau bisa dibilang
baju baru yang bisa digunakan di hari raya.

Entah dari mana tradisi ini berasal tapi... hello, please apakah di negara kita lebaran sudah identik
dengan ajang fashion diantara sesama kah?

Jujur saya pernah melakukan hal yang serupa, membeli pakaian di beberapa hari sebelum hari raya idul fitri
hanya untuk tampil mantap di hari raya. Tapi belakangan saya tersadar bahwa itu semua merupakan hal yang
kekanak-kanakan dan tidak dewasa. Okey , mungkin beberapa di antara pembaca menggangap itu sebuah tradisi
tapi menurut saya tetap ajang fashion adalah ajang fashion dimana anda mengadu brand dan model dari barang
baru yang anda gunakan di hari raya. Bahkan tak sedikit yang tujuannya untuk menampilkan kekayaan materi mereka
ataupun pamer kerabatnya yang lain.

Ya memang tidak salah, tapi terkadang saya merasa risih akan hal itu. Pastinya ada yang risih juga bila saya
seperti itu. :p

Kenapa risih? mungkin beberapa diantara kita ada yang sedang kekurangan atau dilanda masalah, lalu seseorang
muncul dan memamerkan barang-barang baru mereka yang mewah, yang branded, yang keren. Pasti akan munculah
rasa iri atau kecewa karena sebagai yang tidak bisa membeli barang baru untuk di... pamerkan juga?????

well , terlepas dari itu semua saya sedikit demi sedikit mencoba melepas imej bahwa lebaran harus barang baru
yang flashy untuk ditampilkan di depan publik. Hari raya idul fitri atau aidil fitri sebenernya adalah ajang
untuk saling maaf memaafkan antar sesama, kembali fitri dan bersih untuk memulai kehidupan didepannya.

Siapa tahu diantara anda semua ada yang punya salah kekeluarganya,temannya, atau jodohnya barangkali :p
marilah kita isi hari raya idul fitri ini dengan rasa silaturahi dan hati yang bersih. Jangan sampe
hari raya malah nambah dosa gara-gara bikin orang iri dan kesel hehe..

Oh ya , Maafin saya juga ya klo ada salah salah baik kata ataupun perbuatan sama pembaca baik yg kenal
maupun yang tidak kenal.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H :D *wooy belum wooy masih seminggu lagi*

Anak dibawah Hujan

Nampaknya gerimis mulai turun membasahi tanah di luar kantor tempatku bekerja,
aroma khas tanah yang baru saja di basahi air hujan merupakan salah satu hal yang
saya sukai dari hidup ini. Karenanya aku masih bersyukur masih bisa menghirup udara
yang digunakan untukku hidup bernafas.

Dingin udara diluar mengingatkanku pada pemandangan di jalanan kota yang memiliki julukan
kota kembang ini. Bandung, sebuah kota di jawa barat yang dikenal memiliki udara dingin
dan kulinernya yang berlimpah luas di seluruh penjuru kota adalah kota yang sejak dahulu
aku tempati.

Terbayang potret jalan kota bandung yang sangat indah dikala hujan dipayungi lampu lampu kota
di sore hari bak kota paris. Maka tidaklah heran jika kota ini memiliki julukan "Paris van Java".

Namun disisi lain, terpampar potret kesedihan di jalanannya. Anak-anak kecil berjalan-jalan di bawah
guyuran hujan, berharap mendapatkan recehan dari orang yang berlalu-lalang. Sungguh ironis , menyayat
hati apalagi melihat bayi yang sepertinya baru berusia tujuh bulan.
Jika melihat hal itu entah siapa yang salah, tapi menurutku melakukan hal seperti itu adalah hal yang salah.
Rendahnya tingkat kualitas pendidikan dinegri kita membuat banyaknya orang tua mengorbankan anaknya untuk di
eksploitasi, salah satunya adalah dengan cara mengemis.
Mengapa tingkat kualitas pendidikan? karena salah satu dampak dari rendahnya kualitas pendidikan
adalah menyebabkan kurangnya pengetahuan akan nilai norma-norma dan rasa kepedulian terhadap sesama.
Baik itu pendidikan normatif maupun adaptif.

Banyak pertanyaan yang muncul benak-ku,

- Apakah mendapatkan materi dengan cara itu merupakan hal yang layak?
- Semakin menyempitkan lapangan kerja di kota inikah yang menyebabkan hal itu terjadi?
- Ataukah kebutuhan akan materi menghilangkan perasaan dan akal sehat dalam pencarian nafkah?

Baiklah, pertanyaan-pertanyaan itu hanyalah sebatas dipikiranku. Jika kita mengkaji lagi sepertinya
perlu ditumbuhkan rasa kepedulian dari kita khususnya yang jauh lebih beruntung.
Ingat! beruntung bukan berarti anda berlimpah materi, melainkan anda yang jauh lebih beruntung
karena tidak harus berhujan-hujanan dijalan untuk mendapatkan koin 500 rupiah yang tidak pasti.


Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan mengemis merupakan hal yang salah, jika hal itu dibenarkan
berarti anda sama saja mendukung salah seorang yang MALAS yang tidak mau melakukan USAHA untuk
mendapatkan hal yang di inginkan, sebagai contohnya dalam kasus ini adalah mengemis materi (uang).

Bahkan sudah jelas oleh pemerintah bahwa MENGEMIS ITU DILARANG, sesuai dalam Pasal 504 dan Pasal 505
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ("KUHP"), Buku ke-3 tentang Tindak Pidana Pelanggaran.

"Pasal 504 KUHP
(1)   Barang siapa mengemis di muka umum, diancam karena melakukan
 pengemisan dengan pidana kurungan paling lama enam minggu.
(2)   Pengemisan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur di
 atas enam belas tahun, diancam dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan."

"Pasal 505 KUHP
(1)   Barang siapa bergelandangan tanpa pencarian, diancam karena melakukan
 pergelandangan dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan.
(2)   Pergelandangan yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih, yang berumur di atas enam belas
 tahun diancam dengan pidana kurungan paling lama enam bulan."

Sebagai seorang Muslim saya juga pernah mendengar tentang haddist sebagai berikut
"لأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا ، فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ"

"Lebih baik seseorang bekerja dengan mengumpulkan seikat kayu bakar di punggungnya dibanding
dengan seseorang yang meminta-minta (mengemis) lantas ada yang memberi atau enggan memberi sesuatu padanya." (HR. Bukhari no. 2074)

Sekarang kita kembali pada anak-anak yang dipaksa untuk mengemis, tentulah mungkin salah dari orang tuanya
yang menyuruh atau menyebabkan anaknya seperti itu. Memang tidak semuanya tetapi apapun itu sebaiknya dicarikan solusi
agar hal ini tidak berkepanjangan serta diperlukan peran partisipasi dari pemerintah untuk mencegah terjadinya pembludakan
pengemis terutama yang masih dibawah umur.

Alangkah indahnya jika kita melihat anak-anak yang bermain-main dibawah hujan dengan senang dan bukan anak-anak yang harus menaikan tangannya
demi mendapatkan recehan secara terpaksa.

Jika ingin membantu janganlah memberikan mereka materi secara langsung melainkan rangkul dan tunjukkan kepedulian anda dengan
memberikan arahan atau pekerjaan dan pendidikan yang layak.

Mohon maaf apabila kata kata yang salah dan tak berkenan , atas waktunya saya ucapkan terima kasih.

referensi : http://rumaysho.com/hukum-islam/muamalah/3532-jangan-jadi-pengemis.html
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4fee501013df8/sanksi-hukum-bagi-pengemis-dan-pemberi-uang-kepada-pengemis
gambar diambil dari forum detik http://forum.detik.com/showthread.php?t=206654

Salah

Memangnya salah ya?
Apa yang salah?
Baiklah dan ternyata saya memang salah.

 Kata kata diatas terdengar lebih enak didengar disaat terjadi keributan antara dua belah pihak.
Entah memang benar salah atau hanya sengaja mengalah tapi terkadang hal seperti ini patut kita
perhatikan. Untuk apa mempertahankan argumen yang ujung-ujungnya hanya akan menjadikan masalah
menjadi lebih keruh.
Dalam satu sisi terkadang saya melihat banyak orang yang lebih mementingkan egonya, jujur saja
saya salah satu orang didalamnya. Tapi InsyaAllah saya terus berusaha menjadi orang yang lebih
baik dalam menghadapi situasi. Melihat dan mempelajari situasi yang terjadi menjadi salah satu
kunci yang krusial dalam menghadapi argumen argumen seperti ini.

"Kalau ada orang salah mana mungkin mau mengaku!"
"Sudahlah! kalau salah ya salah aja!"

Perhatikan kedua kalimat atau statement diatas, nada yang dilancarkan bersama kalimat tersebut
sudah pasti nada atau argumen kemarahan. Mungkin memang anda tidak salah, dan bisa jadi pihak
yang berlawanan yang salah tapi jika kita cermati lagi apakah perlu memperpanjang masalah?

Jujur saya bukanlah orang yang senang berlarut-larut dalam sebuah masalah, karena saya juga
manusia normal seperti anda. Saya punya perasaan serta pikiran, apakah anda senang jika anda
memiliki masalah dan dibawa sampai akhir hayat anda?

Jika anda orang yang masih memiliki perasaan , seharusnya jawabannya TIDAK.

Masalah adalah satu hal yang tidak bisa kita banggakan. Untuk apa memiliki sebuah masalah yang
notabenenya sebenernya bisa diselesaikan. Jika anda berpikir bahwa masalah anda bukanlah masalah
yang bisa diselesaikan dengan mudah ada baiknya anda menginstropeksi diri sendiri kembali.

- Darimanakah masalah anda berasal
- Apakah benar anda tidak patut untuk disalahkan
- Apakah benar dia juga tidak salah
- Mengapa masalah ini bisa terjadi
- Bagaimana solusinya?

Selalu dan selalu berpikirlah dengan jernih, jangan berpikir disaat anda sedang dalam posisi emosi.
Ingat, bahwa berpikir dengan jernih dapat menenangkan hati dan jauh lebih efektif dalam pemacahan
atau pencarian solusi.

Apabila hati dan pikiran kita sudah tenang coba hubungi pihak terkait untuk penyelesaian masalah.
Bicarakan dengan baik-baik, ada baiknya jika anda sedikit mengalah dan kurangi berdebat jika tidak
di perlukan.

Jika masih tidak berhasil lakukan lagi langkah pencarian solusi hingga menemukan titik terang,
karena sesungguhnya tidak ada yang instant di dunia ini.

Baiklah, cukup sekian yang bisa saya bagi dengan para pembaca.
Atas waktunya untuk membaca artikel ini saya ucapkan Terima Kasih.